Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo kerapkali dalam berbagai kesempatan dengan media mengungkapkan akan ada Menteri berusia di bawah 30 tahun dalam kabinet barunya yang merupakan rentang usia Pemuda menurut UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, yaitu 16-30 tahun. Ini tentunya sebuah kebanggaan dan kehormatan bagi Pemuda seluruh Indonesia bahwa perwakilannya akan mendapatkan kesempatan untuk terlibat secara langsung dalam kepemimpinan dan pemerintahan nasional. Maritim Muda sangat mendukung niatan dan terobosan baru Presiden Jokowi ini.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2018, Indonesia adalah rumah bagi 63,82 juta jiwa Pemuda atau seperempat dari total penduduk Indonesia. “Jumlah ini bukanlah angka yang kecil sehingga sudah selayaknya Pemuda mendapat tempat dalam kabinet pemerintahan Indonesia. Sudah sangat tepat yang diutarakan Presiden Jokowi bahwa akan ada Pemuda menjadi Menteri, siapapun nanti menterinya pilihan terbaik Presiden Jokowi,” ujar Ketua Umum Maritim Muda Kaisar Akhir yang berusia 26 tahun ini.

Setelah Pimpinan DPR ketemu Presiden Jokowi kemarin (21/10), Ketua DPR Ibu Puan Maharani mengatakan bahwa urusan Pendidikan Tinggi akan gabung bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena Kementerian Riset dan Teknologi akan menjadi sebuah badan sendiri. Pada kesempatan lain, Mantan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa akan ada badan khusus yang mengurusi olahraga nasional. Dengan begitu, urusan Olahraga akan pisah kementerian dengan urusan Kepemudaan.

“Mengikuti perkembangan informasi perubahan nomenklatur kementerian saat ini terkait urusan Kepemudaan, kami mengusulkan dua opsi nomenklatur kementerian. Pertama, Kementerian Pendidikan, Pemuda, dan Kebudayaan (P2K). Kedua, Kementerian Kepemudaan. Kementerian dengan dua opsi nomenklatur tersebut dapat dipimpin oleh seorang Pemuda,” ungkap Kaisar.

Menurut Kaisar, dengan adanya Pemuda yang dipercaya menjadi Menteri oleh Presiden Jokowi, anak muda Indonesia baik usia anak-anak maupun usia pemuda, akan menjadi lebih percaya diri dan termotivasi untuk berlomba-lomba dalam prestasi, memimpin, dan kontribusi untuk negeri sedini mungkin.

“Kami yakin, dengan adanya Menteri seorang Pemuda, pembangunan berbasis teknologi dan budaya inovasi juga akan semakin menggeliat dan pesat pertumbuhannya di masyarakat. Pembangunan berkelanjutan pun juga akan semakin akrab dengan kaum muda dan masyarakat”, jelas Kaisar yang juga merupakan lulusan S2 dari World Maritime University, Swedia dengan beasiswa LPDP.

“Pemuda yang dapat dijadikan Menteri oleh Presiden Jokowi yang berasal dari kalangan profesional bukan partai, ialah misalnya CEO Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara yang saat ini berusia 29 tahun. Ia merupakan contoh Pemuda segudang prestasi dan telah berhasil menyelesaikan pendidikan S2 di Harvard University dan Stanford University (Amerika Serikat). Bro Belva juga merupakan alumni beasiswa LPDP. Kami yakin Bro Belva mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi anak muda Indonesia serta membantu Presiden Jokowi melakukan lompatan-lompatan kemajuan berbasis teknologi, budaya inovasi, dan prestasi. Negara lain aja yang jumlah pemudanya sedikit bisa ada yang jadi Menteri, masa Indonesia ga bisa?” pungkas Kaisar. (SVT)