Sumber: Liputan CCO

Jakarta, 29 April 2024 - Tim Creative Communication Officer (CCO) Maritim Muda Nusantara melakukan kunjungan eksplorasi ke Marine Heritage Gallery Jakarta pada Senin, 30 April 2024. Galeri ini berada di Jakarta Pusat tepatnya di Gedung Minabari IV – Lantai 2, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Jl. Batu No.1, RT.6/RW.1, Gambir. Marine Heritage Gallery Jakarta bagaikan harta karun tersembunyi bagi para pecinta maritim dan sejarah. Dibuka pada tahun 2017, galeri ini menjadi rumah bagi berbagai artefak maritim dan menyediakan informasi menarik dalam penelusuran jejak maritim Nusantara dari masa lampau hingga kini.

“Pada awal mulanya, Galeri Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) ini dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan tujuan ingin memamerkan artefak atau objek-objek yang berasal dari bawah laut perairan Indonesia”, ujar Elmer Yusuf Simanjuntak, selaku pengelola Marine Heritage Gallery Jakarta.

Saat memasuki galeri, pengunjung akan disambut dengan pajangan artefak maritim yang beragam, mulai dari peralatan navigasi tradisional, seperti kompas kuno dan peta laut, hingga senjata maritim, seperti pedang dan meriam. Melalui galeri ini, pengunjung dapat melihat secara langsung bukti nyata kehebatan maritim bangsa Indonesia di masa lampau.

“Galeri ini bukanya hari Senin sampai Jumat dan jam bukanya ada dua sesi. Sesi pertama pada pukul 10.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB, sedangkan sesi kedua pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB”, tambahnya lagi.

Ada beberapa benda yang paling terkenal dan berkesan yang dipamerkan di galeri ini, simak penjelasannya.

Kendi Kamandalu

Sumber: Liputan CCO

Artefak ini memiliki leher yang tinggi dan sempit, serta cerat berbentuk cangkir dengan dua cincin yang dikenal sebagai kundika. Kamandalu merupakan salah satu atribut Dewa Brahmana, dan merupakan simbol dari kesucian, kekekalan, dan keabadian. Kamandalu merupakan kendi yang berisi air amerta. Air amerta merupakan air yang berfungsi untuk menyucikan diri dan memberikan kehidupan yang kekal. Pada zaman dahulu, kendi ini digunakan untuk ritual, seperti dalam upacara penobatan raja, yang membersihkan dirinya dengan air sebagai simbol penyucian. Dalam mitologi Jawa, kamandalu sering dikaitkan dengan cerita Garudeya, seekor burung mitologi, berhasil mengambil amerta (air suci) yang telah diambil oleh Naga. Kisah Garudeya ditampilkan dalam relief Candi Kidal di Jawa Timur.

Vas Liao

Sumber: Liputan CCO

Merupakan vas yang memiliki leher tinggi, berwarna putih, dan memiliki glasir yang menyelimuti sebagian besar badannya. Diperkirakan dibuat di tungku Gangwayaocun di daerah Chifeng, atau Mentougou di dekat Beijing. Artefak serupa juga ditemukan di makam Permaisuri Dinasti Liao yang dimakamkan pada tahun 959 M. Vas yang ditemukan di makam itu pembuatannya diperkirakan berada di sekitar Gangwayaocun.

Arca Dewi Tiara

Sumber: Liputan CCO

Arca ini merupakan salah satu BMKT koleksi Marine Heritage Gallery yang ditemukan di Perairan Cirebon, dan diperkirakan berasal dari akhir abad ke-10 atau awal abad ke-11. Arca perunggu dari pantheon buddhist (dewa-dewi dalam agama Buddha) ini digambarkan duduk di atas padmasana (bunga teratai) ganda, dengan kedua kaki dilipat mendatar, telapak kaki kanan di atas paha kiri dan telapak kaki kiri di bawah paha kanan (paryankasana), tubuh dicondongkan dengan sikap seperti sedang memanah. Mahkota yang dipakai bentuknya agak silindris dan meruncing ke atas, serta terdapat tonjolan pada bagian puncak mahkota (kiritamakuta).

Berdasarkan inskripsi yang ditemukan di Gua Kanheri, Dewi Tara merupakan salah satu dewa-dewi pelindung kapal. Hal ini disebutkan dalam inskripsi yang berasal dari abad ke-5 Masehi yang ditemukan di Gua Kanheri, Mumbai, India. Pada masa kekuasaan Dinasti Pala, pemujaan kepada Dewi Tara mulai dilakukan. Pemujaan ini erat kaitannya dengan tugasnya sebagai penyelamat, khususnya yang berhubungan dengan keselamatan dan peranannya yang penting bagi wilayah perdagangan maritim.

Selain itu, terdapat penjelasan yang tertulis pada dinding-dinding galeri, yaitu terdapat dua cara penemuan BMKT, yang pertama seperti jaringan nelayan tersangkut kerangka kapal dan menemukan ceceran keramik tersebut, kemudian nelayan melaporkan penemuan tersebut ke petugas atau dengan cara seperti sekelompok peneliti melakukan survei di laut dengan peralatan survei akustik, lalu melakukan penyelaman untuk verifikasi dan menemukan adanya kerangka kapal serta ceceran keramik di dasar laut. Selanjutnya, tim survei tersebut mengajukan izin ke pemerintah untuk melakukan verifikasi atas temuannya, kemudian tim melakukan survei dan mengambil beberapa sampel BMKT. Setelah itu, tim survei melakukan penilaian dan penelitian, mulai dari asal, sejarah, ataupun nilai ekonomi dari BMKT. Selanjutnya, tim survei mengajukan izin ke pemerintah untuk melakukan pengangkatan.

Pengangkatan BMKT dilakukan oleh Tim Kerja Pengangkatan, diawali dengan menyiapkan dan memobilisasi logistik ke lokasi, kemudian tim penyelam ditugaskan untuk turun memasang tali grid di dasar laut dan mengangkat BMKT ke daratan. Setelah itu, BMKT dibersihkan, disortir, dan dimasukan ke kontainer. Kontainer yang berisikan BMKT disimpan di gudang atau warehouse BMKT.

Untuk informasi yang lebih lengkap, Sobat Mariteamz dapat langsung mengunjungi YouTube Channel Maritim Muda Nusantara dan jangan lupa juga untuk mengunjungi Marine Heritage Gallery Jakarta.

(https://youtu.be/4SEGYGD881o?si=uu5rgR9JR2-cSMbT)

by: Gabriella, Haliza, Nurul, Septri, Sofiyulloh.